Kegiatan Sosiliasi ini dilakukan tanggal 28 Mei 2025 secara daring untuk semua jenjang SMA/K.
Upaya peningkatan mutu pendidikan di era digital terus digaungkan, salah satunya melalui pengenalan dan integrasi Kecerdasan Artifisial (AI) dan koding dalam sistem pembelajaran. Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Bali bersama Komunitas Belajar.id mengambil langkah proaktif dengan menyelenggarakan kegiatan sosialisasi bertajuk "Kecerdasan Artificial dan Coding (SMA): Peluang dan Tantangan di Masa Depan" pada 28 Mei 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali para pendidik dan pemangku kepentingan dengan pemahaman mendalam mengenai potensi transformatif AI dan koding bagi dunia pendidikan.
Sosialisasi ini menghadirkan serangkaian materi penting yang mencakup kebijakan pembelajaran AI dan koding, konsep dasar kedua bidang tersebut, hingga praktik penggunaan perangkat AI untuk mendukung proses belajar mengajar. Para peserta diajak untuk memahami bahwa penguasaan AI dan koding bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah keniscayaan untuk menghadapi tantangan dan menangkap peluang di masa depan, sejalan dengan pesan bahwa guru yang tidak menguasai AI berisiko digantikan oleh mereka yang adaptif terhadap teknologi ini.
Penerapan AI dalam dunia pendidikan menawarkan berbagai kemudahan, seperti pembelajaran adaptif yang dapat disesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa dan pengembangan platform belajar digital yang inovatif. Selain di bidang pendidikan, AI juga telah merambah berbagai sektor lain, mulai dari kesehatan untuk diagnosis penyakit, transportasi dengan mobil otonom, hingga militer, yang menunjukkan betapa luasnya dampak teknolog ini dalam kehidupan modern. Oleh karena itu, pemahaman akan AI menjadi krusial bagi generasi muda sebagai pendorong transformasi digital.
Sejalan dengan pentingnya AI, koding juga memegang peranan fundamental sebagai "bahasa rahasia" yang memungkinkan manusia berkomunikasi dan memberi perintah kepada komputer. Semua teknologi pintar yang kita nikmati saat ini, mulai dari aplikasi web, ponsel pintar, hingga perangkat lunak kompleks, merupakan hasil dari proses koding. Memahami koding pada dasarnya adalah belajar memberikan instruksi yang sangat detail dan terstruktur kepada komputer agar dapat menjalankan tugas tertentu, layaknya memberikan resep langkah demi langkah pada robot untuk membuat kopi.
Dalam konteks pembelajaran di tingkat SMA/SMK, koding dan AI diintegrasikan sebagai bagian dari mata pelajaran basic computer science. Capaian pembelajaran menekankan pada pendekatan yang berpusat pada manusia (human-centered approach/mindset) dan dapat diimplementasikan secara fleksibel melalui berbagai metode, baik daring (internet-based), luring (plugged), maupun tanpa komputer (unplugged). Elemen-elemen penting yang diajarkan meliputi berpikir komputasional, literasi digital, literasi dan etika kecerdasan artifisial, pemanfaatan dan pengembangan AI, algoritma pemrograman, serta analisis data.
Kehadiran AI menjanjikan berbagai peluang signifikan, di antaranya adalah peningkatan efisiensi dan otomatisasi dalam berbagai proses, dorongan untuk inovasi produk dan layanan baru, akses informasi yang lebih cepat dan akurat, serta peningkatan dalam bidang keamanan siber. [cite: 61] Dengan memanfaatkan AI secara bijak, berbagai sektor, termasuk pendidikan, dapat mengalami lompatan kemajuan yang berarti. Kemampuan untuk mengakses dan mengolah informasi dengan cepat akan sangat mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan peserta didik.
Namun, di samping berbagai peluang yang ditawarkan, implementasi AI juga menghadirkan serangkaian tantangan dan risiko yang perlu diantisipasi. Beberapa di antaranya adalah potensi terjadinya pengangguran teknologi akibat otomatisasi, munculnya bias dan diskriminasi dalam algoritma AI, isu keamanan data dan privasi pengguna, serta risiko ketergantungan yang berlebihan terhadap teknologi. Menyadari hal ini, penting untuk mengambil aspek positif dari AI sambil terus berupaya memitigasi dampak negatifnya agar tidak menghambat kemajuan.
Oleh karena itu, aspek etika dan regulasi dalam pengembangan serta penerapan AI menjadi sangat krusial. AI harus diarahkan untuk sebesar-besarnya kebaikan bersama, dengan tetap menjunjung tinggi perlindungan terhadap hak asasi manusia. Diperlukan transparansi dalam sistem AI, akuntabilitas atas dampak yang ditimbulkannya, serta keterlibatan aktif pemerintah dan lembaga nasional dalam merumuskan regulasi yang memadai untuk memastikan pemanfaatan AI yang bertanggung jawab.
Kesimpulannya, kecerdasan artifisial dan koding merupakan teknologi transformatif yang membawa perubahan besar di berbagai bidang, tidak terkecuali pendidikan. Dengan pemahaman yang komprehensif serta penggunaan yang bijak dan etis, masyarakat, khususnya insan pendidikan, dapat memaksimalkan manfaat AI dan koding untuk kemajuan bersama, mempersiapkan generasi muda yang kompeten dan siap menghadapi masa depan yang semakin terdigitalisasi.
Berikut video Recording kegiatan :
0Komentar