TpOoBSG9TfCoGSd9TpY5GfC8Ti==
Light Dark

Gubernur Wayan Koster: Ekonomi Bali Harus Dibangun dari Bawah dan Bertumpu pada Sumber Daya Lokal

👤 Ngurah Ambara | InfoDewataNews    ðŸ•’ Rabu, Oktober 22, 2025
Gambar Utama

 

Gubernur Bali Wayan Koster saat menghadiri Forum Pengembangan Ekonomi Daerah bertema “Perekonomian Bali Dibangun dari Bawah” di Hyatt Regency Sanur, Senin (20/10). Foto: Humas Provinsi Bali / InfoDewataNews


INFODEWATANEWS.COM, DENPASAR – Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan bahwa untuk menjadikan Bali tetap eksis dan berdaya saing hingga masa mendatang, pembangunan ekonomi harus berakar dari kekuatan lokal. Hal ini mencakup pemanfaatan sumber daya alam dan potensi pangan yang dimiliki masyarakat Bali secara mandiri dan berkelanjutan.

Pernyataan tersebut disampaikannya saat menghadiri Forum Pengembangan Ekonomi Daerah dengan tema “Perekonomian Bali Dibangun dari Bawah” di Hyatt Regency Sanur, Senin (20/10).

“Secara global, Bali hingga saat ini masih mampu memenuhi kebutuhan primer terutama pangan dari sumber daya yang dimilikinya, seperti beras, umbi-umbian, bawang merah, cabai, sayur mayur, cokelat, dan kopi, kecuali bawang putih,” ujar Koster.

Menurutnya, kendala utama yang dihadapi petani Bali adalah daya saing harga produk lokal, khususnya bawang putih. Meski produksi lokal memiliki kualitas dan cita rasa lebih kuat, harganya masih lebih tinggi dibandingkan produk impor.

“Inilah yang membuat petani Bali belum menanam bawang putih secara luas di tanahnya sendiri,” tegasnya.

Gubernur Koster juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan daya saing dan kualitas bahan pangan lokal. Ia mencontohkan keberhasilan Bali dalam mengembangkan sandang lokal, seperti kain endek dan songket, yang kini semakin diminati masyarakat dan wisatawan.

“Bali harus memanfaatkan potensi sendiri. Kalau bahan pangan dan sandang dihasilkan oleh orang Bali, digunakan oleh orang Bali juga, maka perputaran ekonomi akan tetap stabil dan kuat,” ujarnya.

Menurut Koster, langkah ini akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi kreatif daerah yang mampu menjaga keseimbangan antara ekonomi, budaya, dan lingkungan.

Meski demikian, Gubernur Koster menyadari masih ada sejumlah tantangan besar yang perlu segera diatasi. Di antaranya alih fungsi lahan pertanian, keterbatasan infrastruktur transportasi publik, serta masih adanya tindakan penodaan tempat suci yang meresahkan masyarakat adat.

Ia menegaskan, semua tantangan tersebut akan dihadapi dengan semangat “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana dalam Era Baru Bali 100 Tahun ke Depan.

“Tujuannya untuk menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, agar kehidupan masyarakat Bali tetap sejahtera dan bahagia, baik secara sekala maupun niskala,” jelasnya.

Deputi Komisioner Hubungan Internasional Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU-PPT) Bambang Mukti Riyadi yang turut hadir dalam forum tersebut menyampaikan bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen menjadi penggerak ekonomi kreatif di daerah.

“OJK akan terus berkolaborasi dengan pemerintah daerah, sektor keuangan, serta pelaku ekonomi kreatif untuk memperkuat perputaran ekonomi masyarakat, terutama di bidang pertanian, peternakan, dan perkebunan,” ujarnya.

Forum Pengembangan Ekonomi Daerah ini diharapkan menjadi wadah kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam mempercepat akselerasi ekonomi daerah yang berbasis pada potensi lokal dan budaya Bali.

0Komentar

Copyright© - INFODEWATANEWS.COM . Develop by Komunitas Ngranjing.
Tentang Kami | Perjalanan Kami | Makna Logo | Privasi | Syarat dan Ketentuan | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Redaksi | Kontak Kami