![]() |
Ilustrasi sosok Leak Cambra Berag berwujud anjing kurus berjalan di antara kabut hutan dan kuburan dengan mata merah menyala serta rantai di leher. Visual AI Ambara / InfoDewataNews |
INFODEWATANEWS.COM - Dalam warisan mistis Bali, Ajian Leak Cambra Berag merupakan salah satu ilmj leak menempati posisi tinggi dan menakutkan. Kisahnya tidak hanya tentang kekuatan gaib, tetapi juga memuat pelajaran moral dan spiritual yang mendalam. Ajian ini lahir dari tangan murid-murid legendaris Nyi Calonarang, penguasa ilmu leak paling sakti di Bali. Saat Nyi Calonarang masih hidup, murid-muridnya menciptakan empat lontar ilmu leak yang sangat dahsyat: Lontar Tanting Mas, Lontar Siwer Mas, Lontar Cambra Berag, dan Lontar Jung Biru. Dari keempatnya, Lontar Cambra Berag dibuat oleh seorang murid bernama Ni Lenda, seorang wanita yang hidupnya penuh tantangan karena penolakan masyarakat.
Ni Lenda diusir dari tempat tinggalnya dan tidak diterima oleh lingkungan sekitar. Rasa sakit hati itu tidak membuatnya menyerah, melainkan mendorongnya untuk bertapa dan memuja Dewi Saraswati selama berbulan-bulan. Ketekunan dan kesungguhan Ni Lenda membuahkan perhatian sang Dewi. Dewi Saraswati yang kagum dengan tapanya turun ke bumi dan mengabulkan permohonannya. Ni Lenda memohon kesaktian dalam bentuk hewan yang hidupnya selalu diusir, namun memiliki kekuatan terpendam yang menakutkan. Dewi Saraswati memberinya wujud anjing kurus penuh luka, yang mampu mengeluarkan ilusi dan menghisap daya hidup korban, dikenal sebagai Aji Kawisesan Ki Cambra Berag.
Perjalanan Ni Lenda dan Ni Lendi ke Jagad Dirah
Dewi Saraswati menasihati Ni Lenda agar menggunakan ilmunya untuk menghukum orang yang suka menindas wanita dan menyuruhnya berguru di sebuah tempat bernama Dirah. Ni Lenda menempuh perjalanan bersama adiknya, Ni Lendi, yang sudah menguasai ilmu Leak Macan Rengreng. Kedua kakak-adik itu tiba di Jagad Dirah dan menyampaikan niat mereka untuk berguru kepada Walu Nata ing Dirah, seorang guru sakti yang menguasai ilmu leak tingkat tinggi.
Namun, Walu Nata sempat menyerang mereka karena menganggap niat mereka ancaman. Dalam pertempuran itu, Ni Lenda berubah menjadi raksasa wanita berkepala anjing, sementara Ni Lendi menjadi raksasa wanita berkepala harimau. Dari mata, mulut, hidung, dan kuping mereka memancar api yang berkobar-kobar, lidah menjulur hingga menyentuh tanah. Dengan kekuatan ini, serangan Walu Nata berhasil mereka tangkis.
Melihat kemampuan mereka yang luar biasa, Walu Nata akhirnya menerima Ni Lenda dan Ni Lendi sebagai murid. Kedua kakak-adik ini kemudian menjadi bagian dari tujuh leak paling sakti murid Nyi Calonarang, bersama Ni Rarung, Ni Gandi, Ni Guyang, Ni Waksirsa, dan Ni Mahesa Wedana.
Ni Lenda dan Kesaktian Leak Cambra Berag
Setelah diterima menjadi murid, Ni Lenda terus mengasah kemampuan dan mempelajari ilmu Cambra Berag hingga menjadi sakti. Lontar Cambra Berag, yang ditulisnya sendiri, sampai kini masih dianggap memiliki kekuatan magis. Ni Lenda juga mampu berubah wujud menjadi anjing besar kurus, sosok yang menakutkan dan sering dianggap pertanda buruk. Kesaktiannya tidak hanya terletak pada kemampuan menyeramkan, tetapi juga pada kemampuan mengendalikan ilusi dan energi gaib, menjadikannya salah satu leak paling ditakuti dan dihormati.
Ajian Cambra Berag bukan sekadar alat untuk menakut-nakuti, melainkan juga sarana moral untuk menegakkan keadilan bagi mereka yang tertindas, terutama wanita. Ni Lenda, melalui perjalanan hidupnya yang penuh kesulitan, menunjukkan bahwa rasa sakit dan pengusiran dari masyarakat bisa menjadi jalan menuju kesaktian dan pengaruh spiritual yang luar biasa.
Seni dan Ogoh-ogoh
Sosok Cambra Berag juga sering diadaptasi ke dalam bentuk seni, terutama dalam pembuatan Ogoh-ogoh di Bali. Ogoh-ogoh adalah patung atau replika makhluk halus yang biasanya dibawa saat perayaan Nyepi.
Wujud seram anjing kurus raksasa dari Cambra Berag sering dijadikan inspirasi para seniman, menggambarkan detail luka, rantai, dan wajah menakutkan. Karya seni ini tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga media simbolis untuk mengenalkan tradisi, moral, dan ajian mistis Bali kepada generasi muda.
Selain itu, Ajian Cambra Berag menjadi simbol ilmu perlindungan sekaligus pangleakan. Konsep Pengiwa dan Penengen dalam ajian Bali mirip, yang membedakan hanyalah tujuan penggunaannya, seperti pisau belati yang sama bentuknya tetapi berbeda fungsi. Hal ini menunjukkan filosofi mendalam dalam tradisi Bali tentang niat, tujuan, dan tanggung jawab dalam menggunakan ilmu gaib.
Ajian Leak Cambra Berag adalah bagian penting dari tradisi mistis Bali, menyatukan ilmu gaib, moral, seni, dan budaya. Kisah Ni Lenda menunjukkan bahwa ketekunan, kesabaran, dan niat baik dapat mengubah rasa sakit menjadi kekuatan luar biasa. Dengan Lontar Cambra Berag dan representasi dalam Ogoh-ogoh, ajian ini terus hidup sebagai simbol kekuatan, perlindungan, dan pengingat moral. Pesan tetua menekankan pentingnya menghormati dunia gaib, menjaga diri, dan memahami bahwa setiap kekuatan, baik terang maupun gelap, selalu datang dengan tanggung jawab besar.
Editor : Redaksi InfoDewataNews

0Komentar