![]() |
Desa Penglipuran Bangli Foto : love Bali |
Desa Penglipuran adalah salah satu desa adat yang tereltak di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, Indonesia. Desa ini terkenal sebagai desa yang masih kental dengan tadisi dan budaya tradisional.
Desa ini memiliki ciri khas tersendiri denganbentuk arsitektur bangunan rumah tradisional yang serupa dan tersusun rapimulai dari ujung utama desa sampai bagian hilir desa. Posisi daerah utama letaknya lebih tinggi dan semakin menurun sampai kedaerah hilir.
Pintu gerbang khas Bali (angkul-angkul) yang merupakan akses menuju rumah penduduk yang berada setiap pekarangan terlihat seragam, saling berhadapan dan dipisahkan dengan jalan utama desa menambah keteraturan letak bangunan Desa Penglipuran.
Penataan fisik dan struktur desa ini tidak terlepas dari budaya masyarakatnya yang sudah diwariskan secara turun temurun dan tetap menganut falsafah Tri Hita Karana. Sebuah falsafah dalam agama Hindu yang selalu menjaga keharmonisan hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan Tuhan.
Desa Penglipuran sudah tersohor di penjuru negeri karena memiliki predikat desa terbersih di dunia!. Selain Desa Penglipuran, ada dua desa lainnya yang dinobatkan sebagai desa terbersih di dunia, yaitu Desa Mawlynnong di India dan Giethoorn di Belanda. Saat memasuki desa ini kamu akan disambut dengan udara dan pemandangan yang sejuk dan asri dengan “pagar” tanaman yang menghiasi seluruh area desa.
Ketika kamu mengelilingi desa ini dilarang menggunakan kendaraan bermotor. Hal ini diwajibkan guna menjaga lingkungan agar tetap asri dan bebas dari polusi. Nah, apalagi fakta-fakta menarik terkait Desa Penglipuran? Simak uraiannya berikut ini seperti dilansir dari indonesia.travel:
Tata ruang desa berkonsep Tri Mandala
Sebagai desa adat yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai luhur nenek moyang, tata ruang Desa Penglipuran pun mengusung patokan adat yang sudah turun temurun. Ya, desa ini dibangun dengan Konsep Tri Mandala, di mana tata ruang desa dibagi menjadi tiga wilayah yakni Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala.
Pembagian wilayah tersebut diurutkan dari wilayah paling utara hingga paling selatan. Di wilayah utara, ada Utama Mandala. Wilayah ini merupakan tempat suci atau tempat para dewa. Di sini pula tempat beribadah didirikan.
Bagian tengah, ada zona yang disebut sebagai Madya Mandala. Zona tengah merupakan pemukiman penduduk, di mana rumah-rumah penduduk dibangun berbanjar di sepanjang jalan utama. Sedangkan, wilayah paling selatan disebut dengan Nista Mandala. Tempat ini adalah zona khusus untuk pemakaman penduduk.
Hutan bambu jadi pelindung desa
Desa Penglipuran terdapat hutan bambu yang luasnya mencapai 45 hektare atau sekitar 40 persen dari luas keseluruhan Desa Penglipuran. Hutan bambu yang mengelilingi desa ini terus dijaga dan dilestarikan sampai saat ini sebagai bentuk pelestarian warisan dari para leluhur dan wujud nyata dalam menjaga keseimbangan antara manusia dan alam.
Masyarakat setempat juga percaya, bahwa hutan bambu ini adalah bagian dari awal sejarah keberadaan mereka. Selain itu, hutan bambu ini juga bukan hanya berfungsi untuk memperindah saja, namun juga memiliki fungsi sebagai kawasan resapan air. Alasan ini yang membuat hutan bambu tersebut kerap disebut sebagai hutan pelindung desa.
Ritual keagamaan yang rutin digelar
Sama seperti desa adat lainnya di Bali, Desa Penglipuran juga memiliki ritual keagamaan yang terus dijalankan. Salah satunya adalah “Ngusaba” yang biasa dilakukan untuk menyambut Hari Raya Nyepi.
Selain itu, setiap 15 hari sekali, masyarakat di Desa Penglipuran juga akan datang ke Pura Penataran untuk bersembahyang. Ritual ini terus dilakukan karena sudah diajarkan oleh para tetua adat dan merupakan ajaran yang diwariskan oleh para leluhur.
Kuliner Loloh Cemcem dan tipat cantok
Desa Penglipuran juga ada kuliner khasnya, yaitu Loloh Cemcem yang merupakan minuman khas yang terbuat dari daun cemcem atau daun kloncing yang berkhasiat untuk melancarkan pencernaan. Minuman ini juga dibuat secara tradisional dan dijamin tidak menggunakan pengawet atau pemanis buatan.
Untuk makanan ada tipat cantok yang merupakan ketupat khas Bali. Ketupat disajikan dengan sayuran rebus dan disiram dengan bumbu kacang. Tipat cantok sebenarnya bisa ditemukan di tiap daerah yang ada di Bali.
Penglipuran village festival
Pesona lain yang ditawarkan oleh Desa Penglipuran adalah sebuah festival budaya yang disebut Penglipuran Village Festival. Acara ini biasanya diselenggarakan di akhir tahun dengan rangkaian kegiatan yang beragam, mulai dari parade pakaian adat Bali, Barong Ngelawang, parade seni budaya, dan berbagai lomba lainnya.
Setiap agenda ini diadakan, biasanya jumlah wisatawan akan membludak untuk menyaksikan berbagai kegiatan yang memamerkan seni dan budaya khas Bali. (*)
0Komentar