![]() |
Pura Tanah Lot Tabanan, Bali (Foto unsplash.com) |
INFODEWATANEWS.COM - Ombak laut perlahan menghantam batu karang raksasa, membawa butiran garam dan aroma khas samudra. Di atas batu itulah berdiri Pura Tanah Lot, megah sekaligus misterius. Tempat ini bukan hanya soal pemandangan indah, tapi juga tentang cerita, sejarah, dan kepercayaan yang hidup selama berabad-abad.
Tanah Lot bukan sekadar nama. “Tanah” berarti daratan, “Lot” berarti laut. Sederhana, tapi pas menggambarkan pura yang berdiri kokoh di atas batu di tengah laut. Di sinilah tempat pertemuan antara daratan dan lautan, antara dunia nyata dan spiritual.
Jejak Langkah Sang Pendeta
Legenda bermula pada abad ke-16. Seorang brahmana suci dari Jawa, Dang Hyang Nirartha, melakukan perjalanan spiritual ke Bali. Suatu hari, beliau sampai di kawasan pesisir Tabanan dan terpikat oleh sebuah batu besar yang menjorok ke laut. Bukan sekadar kagum, beliau merasakan getaran spiritual yang kuat dari tempat itu. Maka, didirikanlah sebuah pura kecil sebagai tempat pemujaan Dewa Laut, Dewa Baruna.
Konon, ketika Nirartha hendak melanjutkan perjalanan, ia meninggalkan selendang sucinya yang kemudian menjelma menjadi ular poleng, ular laut berwarna belang hitam putih. Ular-ular inilah yang dipercaya menjaga kesucian pura hingga sekarang. Meski berbisa, ular-ular tersebut hidup damai di celah batu karang, dan tak pernah mengganggu siapa pun yang berkunjung dengan niat baik.
Magisnya Senja di Tanah Lot
Namun, daya pikat terbesar Tanah Lot ada pada saat matahari tenggelam. Bayangkan siluet pura yang berdiri anggun, dengan latar belakang langit jingga keemasan, dan laut yang berkilauan diterpa cahaya sore. Banyak yang bilang, inilah salah satu sunset paling indah di dunia.
Tidak sedikit wisatawan rela menunggu berjam-jam hanya untuk mengabadikan satu momen magis itu dalam sebuah foto.
Di sekitar kawasan pura, terdapat beberapa viewpoint yang disiapkan khusus agar pengunjung bisa menikmati keindahan tanpa berdesak-desakan. Bahkan beberapa kafe dan restoran menawarkan paket makan malam dengan pemandangan matahari terbenam langsung dari tempat duduk.
Tak Hanya Indah, Tapi Juga Lengkap
Wisata ke Tanah Lot bukan cuma soal berfoto. Ada pasar seni tradisional yang menjual kerajinan khas Bali, mulai dari kain, perhiasan, lukisan, hingga aneka suvenir lucu. Bagi yang ingin lebih meresapi aura spiritual, tersedia mata air suci di bawah tebing, tempat umat Hindu melakukan ritual penyucian diri.
Soal fasilitas? Lengkap. Mulai dari area parkir yang luas, toilet, pusat informasi wisata, hingga pemandu lokal yang siap bercerita tentang sejarah dan filosofi Tanah Lot.
Harga tiketnya pun masih tergolong ramah:
Wisatawan Domestik:
Dewasa: Rp 30.000
Anak-anak: Rp 15.000
Wisatawan Mancanegara:
Dewasa: Rp 60.000
Anak-anak: Rp 30.000
Dengan harga tiket segitu, Anda mendapatkan lebih dari sekadar pemandangan — Anda mendapatkan pengalaman spiritual, budaya, dan keindahan alam dalam satu paket.
Lebih dari Sekadar Destinasi
Tanah Lot bukan hanya tempat wisata. Ini adalah warisan budaya, tempat sembahyang, ikon Bali, dan saksi bisu hubungan abadi antara manusia Bali dengan alamnya. Bagi siapa pun yang datang, Tanah Lot selalu menawarkan cerita baru — tentang ombak yang tak pernah lelah menghantam karang, tentang matahari yang selalu pulang ke peraduannya, dan tentang kekuatan doa yang mengalir sejak ratusan tahun lalu.
Jika ada satu tempat di Bali yang membuat Anda jatuh cinta pada pandangan pertama, bisa jadi tempat itu bernama Tanah Lot.(am/id).
0Komentar