INFODEWATANEWS.COM, DENPASAR – Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII tahun 2025 terus menjadi magnet budaya yang menghadirkan suguhan seni khas Pulau Dewata. Setiap harinya, berbagai panggung di kawasan Taman Budaya Bali – Art Centre Denpasar dipenuhi penonton yang antusias menyaksikan ragam pertunjukan dari berbagai kabupaten dan kota di Bali. Memasuki Selasa, 15 Juli 2025, deretan agenda menarik siap digelar sejak pagi hingga malam hari, menandai semangat pelestarian budaya Bali yang tetap hidup di tengah arus modernisasi.
Pagi hari, tepat pukul 10.00 WITA, Kalangan Angsoka akan menjadi pusat kegiatan dengan digelarnya Kriyaloka (Lokakarya) Seni Pedalangan yang mengusung tema “Pedalangan Gaya Karangasem.” Kegiatan ini diharapkan menjadi ruang edukatif sekaligus ajang pewarisan nilai tradisi bagi generasi muda. Dalam lokakarya ini, para seniman dalang senior akan berbagi teknik, filosofi, serta ciri khas pedalangan dari wilayah timur Bali yang dikenal dengan gaya tabuh keras, pengisahan lugas, dan karakter tokoh yang kuat.
Memasuki sore hari, suasana seni semakin semarak dengan Utsawa Palegongan Klasik yang digelar pukul 17.00 WITA di Gedung Ksirarnawa. Pertunjukan ini akan menghadirkan dua duta kebanggaan daerah, yaitu Sekaa Palegongan Natar Ayun dari Banjar Saba, Desa Adat Penatih Puri, Kota Denpasar, dan Yowana Putra Yudha dari Banjar Penglipuran, Kecamatan Kubu, Kabupaten Bangli. Kedua kelompok seni ini dikenal dengan penggarapan karya yang elegan, penuh disiplin, dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai estetika klasik Bali.
Masih pada waktu yang sama, di Kalangan Ratna Kanda, penonton akan disuguhkan Rekasadana Dramatari Patopengan Inovatif oleh mahasiswa Universitas PGRI Mahadewa Indonesia. Pementasan ini diperkirakan menjadi daya tarik tersendiri karena mengusung konsep dramatari kontemporer yang tetap berpijak pada akar budaya Bali. Inovasi gerak, tata busana, serta penataan musik garapan generasi muda menjadikan karya ini simbol regenerasi seniman Bali yang kreatif dan berani bereksperimen.
Menjelang malam, suasana di Kalangan Ayodya berubah menjadi lebih hangat dan klasik dengan hadirnya pertunjukan Arja “RRI Reborn” pukul 19.00 WITA oleh Komunitas Seni Keluarga Kesenian Bali RRI Denpasar. Pertunjukan ini merupakan upaya menghidupkan kembali seni Arja yang pernah berjaya di era 1980-an, dengan nuansa baru namun tetap mempertahankan gaya tutur, humor, dan lirik-lirik klasik yang menjadi ciri khas Arja Bali.
Puncak malam akan berlangsung mulai pukul 20.00 WITA, dengan dua pertunjukan besar yang digelar serentak. Di Depan Gedung Kriya, tampil Wayang Kulit oleh Dalang Wanita Sulangai, Duta Kabupaten Badung, yang menjadi tontonan langka sekaligus inspiratif. Penampilan dalang perempuan ini membuktikan bahwa seni pedalangan bukan lagi dominasi laki-laki, melainkan ruang ekspresi yang inklusif bagi semua kalangan. Sementara itu, di Kalangan Madya Mandala, Sanggar Karawitan Bungan Dedari siap memukau penonton dengan Utsawa Gamelan Anyar—komposisi musik inovatif yang memadukan tradisi tabuh Bali dengan nuansa eksperimental yang segar.
Melalui rangkaian agenda tersebut, PKB XLVII Tahun 2025 tidak hanya menjadi etalase kebudayaan, tetapi juga panggung pembuktian bahwa Bali terus menjaga keseimbangan antara tradisi dan inovasi. Setiap penampilan menghadirkan makna mendalam tentang keindahan, spiritualitas, dan jati diri masyarakat Bali yang tak lekang oleh waktu.
Warga Bali dan wisatawan pun diajak untuk datang langsung menyaksikan kemeriahan di Taman Budaya Bali, merasakan atmosfer magis dari setiap denting gamelan dan gerak tari yang penuh jiwa. PKB bukan sekadar pergelaran, melainkan wujud nyata cinta masyarakat terhadap warisan leluhur yang terus dijaga dari generasi ke generasi.
✍️ Editor: Redaksi InfoDewataNews

0Komentar