 |
| Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah I Kadek Adijaya Dinata, ABK kapal cepat Bali Dolpin II, yang ditemukan di Pantai Padang Galak, Denpasar Timur, Rabu (6/8/2025). | Foto: Istimewa/InfoDewataNews |
INFODEWATANEWS.COM, Denpasar — Duka mendalam menyelimuti perairan Bali usai musibah kecelakaan laut yang menimpa kapal cepat Bali Dolpin II. Setelah dua hari pencarian intensif oleh tim SAR gabungan, satu korban yang sebelumnya dinyatakan hilang akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Rabu siang (6/8/2025) sekitar pukul 13.00 WITA.
Korban bernama I Kadek Adijaya Dinata (23), awak kapal (ABK) Bali Dolpin II, ditemukan di bibir Pantai Padang Galak, Denpasar Timur. Jenazahnya terseret gelombang hingga ke pesisir. Warga sekitar yang awalnya mengira benda terapung itu potongan kayu, kaget setelah melihat bahwa itu adalah tubuh manusia. Teriakan minta tolong segera disambut gerak cepat tim SAR yang sedang melakukan penyisiran darat di sekitar lokasi.
Setelah dievakuasi, jenazah dibawa menggunakan ambulans milik BPBD Kota Denpasar menuju RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah untuk penanganan lebih lanjut. Pihak keluarga yang hadir di lokasi memastikan bahwa jenazah adalah Kadek Adijaya Dinata, ABK yang sebelumnya dilaporkan hilang saat kapal terbalik.
Tragedi Laut: Kronologi Singkat Kapal Terbalik
Kecelakaan laut ini terjadi pada Selasa (5/8/2025) sekitar pukul 15.00 WITA. Kapal cepat Bali Dolpin II tengah dalam pelayaran dari Pelabuhan Nusa Penida menuju Pelabuhan Sanur, Denpasar.
Ketika kapal berada di alur masuk pelabuhan, kapal mengalami gangguan serius akibat gelombang tinggi menghantam, hingga menyebabkan kapal kehilangan keseimbangan dan akhirnya terbalik.
Kapal tersebut mengangkut total 80 orang terdiri dari 75 penumpang dan 5 orang awak kapal. Saat kapal mulai oleng, para penumpang dan kru panik, sebagian melompat ke laut untuk menyelamatkan diri. Warga sekitar dan nelayan yang melihat kejadian segera memberikan bantuan darurat.
Dalam tragedi ini, tiga nyawa melayang. Dua di antaranya adalah Warga Negara Asing asal Tiongkok: Shi Guo Hong (20, laki-laki), Hanging Yu (37, laki-laki)
Satu korban lainnya adalah ABK kapal, I Kadek Adijaya Dinata (23), yang jasadnya baru ditemukan dua hari kemudian. Puluhan penumpang lainnya mengalami luka-luka dan trauma.
Tim SAR Kerja Ekstra, Kerahkan Alat Berat dan Unsur Gabungan
Tim SAR gabungan sejak hari pertama telah melakukan pencarian dengan membagi tim menjadi SRU darat dan SRU laut. Dari sisi laut, dikerahkan satu unit Rigid Inflatable Boat dengan tujuh personel. Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, I Nyoman Sidakarya, bersama Kasi Sumber Daya Supriono, turut terjun langsung memantau jalannya operasi.
"Sempat dilakukan upaya membalik kapal menggunakan satu alat berat, namun tidak berhasil. Akhirnya kami tambah satu alat berat lagi, sehingga proses evakuasi kapal bisa berjalan lebih optimal," ujar I Nyoman Sidakarya.
Selama dua hari pencarian intensif, operasi SAR ini melibatkan kolaborasi dari berbagai unsur, di antaranya: Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Denpasar, Dit Samapta Polda Bali, TNI AL, Pol Airud Polda Bali, Bakamla, Kodim 1611 Badung, KSOP Kelas II Benoa, BPBD Provinsi Bali, BPBD Kota Denpasar, Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas II Nusa Penida, Babinsa, Potensi Sai Rescue, Potensi SAR Senkom Mitra Polri, Potensi SAR 115, Bali Ranger Community, alfa team dan masyarakat setempat.
Koordinasi lintas instansi ini menjadi kunci dalam mempercepat proses pencarian dan evakuasi, serta menunjukkan soliditas dan kesiapsiagaan Bali dalam menghadapi situasi darurat di laut.
0Komentar