TpOoBSG9TfCoGSd9TpY5GfC8Ti==
Light Dark

Legenda Calon Arang: Kisah Janda Sakti dari Girah yang Menggemparkan Kediri

👤 Ngurah Ambara | InfoDewataNews    ðŸ•’ Rabu, Desember 03, 2025
Gambar Utama

Ilustrasi Nyi Calon Arang dengan pakaian adat Bali, digambarkan sedang memegang kitab sihir kuno di tengah suasana malam yang berkabut di Desa Girah. Visual: AI Ambara / InfoDewataNews.

INFODEWATANEWS.COM – Calon Arang merupakan salah satu legenda paling terkenal dalam khazanah cerita rakyat Jawa dan Bali. Kisah ini telah hidup ratusan tahun lamanya, diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui tutur lisan, lontar, hingga pertunjukan kesenian. 

Masyarakat Bali mengenal kisah Calon Arang bukan hanya sebagai cerita, melainkan sebagai bagian dari perjalanan budaya yang sarat makna. Dalam berbagai pementasan seni, terutama drama tradisional, wayang lemah, hingga tari Barong dan Rangda, kisah ini selalu berhasil memikat penonton karena penuh unsur magis, konflik batin, serta pertarungan antara kebaikan dan kejahatan.

Pada masa kejayaan Kerajaan Daha Kediri di bawah pemerintahan Raja Airlangga, hiduplah seorang janda sakti bernama Nyi Calonarang. Ia tinggal di Desa Girah, sebuah desa yang kala itu dikenal penuh misteri. Calonarang bukanlah perempuan biasa. Ia mendalami berbagai ilmu spiritual sejak muda, namun semakin lama ia lebih tertarik mempelajari ilmu hitam. Kesaktiannya begitu besar hingga namanya menjadi momok menakutkan bagi masyarakat sekitar.

Calonarang memiliki seorang putri bernama Dyah Ratna Manggali, gadis cantik yang menarik hati banyak pemuda. Namun kehati-hatian para lelaki membuat tidak ada satu pun yang berani melamar. Reputasi sang ibu yang dikenal sebagai penyihir sakti membuat para pemuda lebih memilih mundur. 

Ratna Manggali sering kali merasakan kesedihan karena kecantikannya tak pernah membawa kebahagiaan. Bagi Calonarang, penolakan terhadap putrinya adalah bentuk penghinaan, dan rasa sakit di hatinya berubah menjadi amarah serta dendam kepada masyarakat.

Dalam kegelapan malam ketika kabut turun dan udara menjadi berat, Calonarang mengumpulkan para muridnya. Ia membuka Kitab Sihir yang tak pernah lepas dari genggamannya, lalu membaca mantera-mantera kuno untuk memohon kekuatan Bathari Durga. Sejak ritual itu, malapetaka menyapu wilayah Kediri: penyakit menyebar, panen gagal, ternak mati mendadak, dan masyarakat hidup dalam ketakutan.

Raja Airlangga akhirnya memanggil penasihat spiritual kerajaan, Empu Baradah, seorang pertapa suci yang dihormati. Empu Baradah mendapat petunjuk bahwa sumber bencana itu berasal dari kekuatan Calonarang yang terikat pada Kitab Sihir. Tak ingin menggunakan kekerasan terlebih dahulu, ia menyusun siasat halus melalui muridnya, Empu Bahula. Bahula diperintahkan untuk melamar Dyah Ratna Manggali demi mendekat kepada keluarga Girah. Rencana tersebut berhasil. Pernikahan megah digelar selama tujuh hari tujuh malam, membuat Desa Girah dipenuhi kegembiraan.

Usai pernikahan, Empu Bahula dengan halus mencari tahu rahasia kekuatan ibu mertuanya. Ratna Manggali yang mencintainya membuka rahasia besar itu: seluruh kesaktian Calonarang bersumber dari Kitab Sihir terlarang. Pada suatu malam sunyi, Bahula mencuri kitab itu dan menyerahkannya kepada Empu Baradah. Ketika Calonarang menyadari kitabnya hilang, ia murka dan menantang sang empu untuk bertarung.

Pertarungan antara dua tokoh hebat itu berlangsung dahsyat. Petir menyambar, angin berputar, dan tanah bergetar seakan ikut menjadi saksi. Calonarang melepaskan seluruh ilmu hitamnya, tetapi tanpa kitab keramat, kekuatannya melemah. Empu Baradah, dengan ilmu suci yang bersumber dari ketenangan batin dan kesucian rohani, berhasil menundukkan Calonarang. Dalam detik-detik terakhirnya, Calonarang disebut-sebut menyesali perbuatannya sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir.

Sejak saat itu, kehidupan di Kerajaan Kediri kembali damai. Wabah menghilang, panen kembali melimpah, dan masyarakat dapat menjalani kehidupan tanpa rasa takut.

Kisah Calon Arang tidak berhenti sebagai dongeng belaka. Ia telah menjelma menjadi karya budaya yang hidup dalam seni pertunjukan Bali. Sosok Calonarang sering diasosiasikan dengan Rangda, simbol kekuatan gelap, sementara Empu Baradah dihubungkan dengan Barong sebagai simbol kebaikan. Pertarungan keduanya melambangkan keseimbangan alam; bahwa terang dan gelap, baik dan buruk, selalu hadir berdampingan dalam kehidupan manusia.

Hingga kini, legenda Calon Arang tetap menjadi bagian penting dalam identitas budaya Bali. Ia bukan hanya cerita tentang ilmu hitam atau kesaktian, tetapi juga refleksi tentang kasih seorang ibu, rasa sakit hati, keangkuhan, dan pembebasan diri. Melalui pertunjukan-pertunjukan yang terus dilestarikan, kisah ini mengingatkan kita bahwa setiap kekuatan besar harus diimbangi dengan kebijaksanaan, dan bahwa dendam selalu membawa kehancuran.

Penulis: Ngurah Ambara  
Editor : Redaksi InfoDewataNews 

🪶 Legenda Nusantara | Menyusuri kisah suci, mitologi, dan legenda penuh makna dari berbagai daerah di Nusantara. Ruang refleksi nilai budaya dan spiritual yang diwariskan turun-temurun.

0Komentar

Copyright© - INFODEWATANEWS.COM . Develop by Komunitas Ngranjing.
Tentang Kami | Perjalanan Kami | Makna Logo | Privasi | Syarat dan Ketentuan | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Redaksi | Kontak Kami