![]() |
2 wanita berpakaian adat duduk di atas ayunan kayu dengan kedua pria di sebelah kanan dan kirinya. [kolomdesa.com] |
Permainan meayunan hanya dimainkan setahun sekali sebagai bagian dari upacara adat. Biasanya dilakukan setelah gelaran adat Mekaré-kare, atau populer disebut perang pandan.
Saat berlangsung, 8 gadis belia (truni daha) duduk dalam ayunan tradisional ini. Di sisi kanan dan kiri tiang ayunan, dua orang pemuda yang bertugas memutar ayunan dengan iringan musik gamelan selonding.
Kedua pemuda tersebut memutar tiga kali ke arah selatan, dan dilanjutkan lagi dengan tiga kali putaran ke utara. Begitulah sistem permainan ayunan ini. Masing-masing harus dilakukan minimal tiga kali.
Permainan tradisional ini tidak sekadar sebagai hiburan. Meayunan merupakan bagian dari upacara adat dan memiliki makna. Diputarnya ayunan ini merupakan simbol kehidupan yang terus berputar. Kadang kita berada di bawah, kadang di atas.
Prosesi ayunan ini hanya khusus dilakukan dalam ritual Usabha Sambah yang digelar pada bulan kelima dalam kalender Desa Tenganan yang disebut Sasih Sambah. Sasih Sambah ini merupakan bulan berlangsungnya upacara-upacara adat terbesar di Desa Tenganan yang termasuk desa Bali Aga (Bali Tua).
Karena ini berkaitan dengan upacara adat, ayunan ini bersifat sakral dan tidak bisa digunakan secara sembarangan. Ayunan baru bisa digunakan setelah lima hari dipasang. Sebelum digunakan juga harus digelar persembahyangan.(am/id)
0Komentar