INFODEWATANEWS.COM, DENPASAR – Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta, menyampaikan komitmennya untuk menjaga ketersediaan air bersih dan kelestarian lingkungan di Pulau Dewata. Hal ini disampaikannya saat memberikan sambutan dalam Water Symposium bertema “Closing the Loop: Enhancing Urban Water Metabolism Through Circular Wastewater Strategies for Sustainable Cities” yang digelar di Gedung Pascasarjana Universitas Udayana, Jalan Sudirman, Denpasar, Senin (19/8).
Acara ini terselenggara atas kolaborasi Department of Environmental Technology Wageningen University and Research, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Bali Youth Parliament for Water, serta Water Network Initiative. Tujuannya adalah menjadi wadah berbagi ilmu dan pandangan mengenai pengelolaan air berkelanjutan yang memberi dampak positif bagi masyarakat.
Dalam sambutannya, Wagub Giri Prasta menyambut baik inisiatif penyelenggaraan Water Symposium tersebut. Menurutnya, air merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa ditawar. “Di Indonesia, bumi dan air diatur oleh undang-undang. Pasal 33 ayat (3) secara spesifik menyatakan bahwa bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Maka bagi kami, air adalah kebutuhan utama. Karena itu, saya mengapresiasi penyelenggaraan simposium ini sebagai langkah penting untuk memastikan keberlanjutan sumber daya air,” tegasnya.
Lebih lanjut, Giri Prasta menekankan pentingnya menjaga lingkungan secara konsisten. Konsep One Island, One Command menurutnya menjadi kunci pengelolaan Pulau Bali yang lebih baik, termasuk dalam menjaga sumber mata air. Ia mencontohkan, mulai tahun 2026 pihaknya telah berkoordinasi dengan kabupaten/kota terkait pemulihan dan pemeliharaan sumber air, misalnya Sungai Ayung yang berada di perbatasan Badung dan Gianyar.
Selain soal air, Wagub juga menyinggung upaya penanganan sampah yang menjadi bagian penting dari konsep Bali Clean and Green. Ia menjelaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan rencana pembangunan insinerator di kabupaten/kota serta melibatkan Universitas Udayana dalam kajian ilmiahnya.
Ia berharap Water Symposium ini tidak hanya menjadi forum akademis semata, tetapi juga mampu menghasilkan rekomendasi nyata yang dapat diimplementasikan dalam kebijakan publik maupun praktik di lapangan.
Hasil diskusi dan kajian dari simposium ini diharapkan mampu memberikan solusi konkret bagi pengelolaan air limbah perkotaan yang berkelanjutan, sehingga dapat diterapkan di Bali sesuai dengan karakteristik sosial, budaya, dan geografis pulau.
Simposium ini juga diharapkan mendorong kolaborasi lintas sektor antara akademisi, pemerintah, dunia usaha, dan komunitas untuk memperkuat upaya penyediaan air bersih dan pelestarian sumber daya air. Selain itu, kegiatan ini dapat menjadi referensi kebijakan dalam penyusunan program pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota, khususnya terkait pengelolaan air, sampah, dan sanitasi berbasis konsep Clean and Green Bali.
Lebih jauh, simposium ini diharapkan menguatkan inovasi teknologi lokal melalui riset universitas yang mendukung pembangunan fasilitas pengolahan limbah terpadu dan sistem air bersih yang lebih efisien, serta menjadi model bagi daerah lain di Indonesia dalam mengembangkan strategi pengelolaan air berbasis ekonomi sirkular dan berwawasan lingkungan.
Dengan harapan tersebut, Wagub Bali menegaskan bahwa simposium ini diharapkan mampu memperkuat visi Bali menuju pulau yang bersih, hijau, dan berkelanjutan, sekaligus menjamin ketersediaan air bersih bagi generasi mendatang.
Rektor Universitas Udayana, Prof. I Ketut Sudarsana, dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa air adalah kebutuhan dasar kehidupan, sehingga perlu ada perubahan perspektif dalam penanganan limbah menuju pembangunan berkelanjutan.
“Unud membuka ruang diskusi dan kolaborasi, baik nasional maupun internasional, demi masa depan pembangunan yang lebih baik,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Water Symposium, Sarah Abigail, melaporkan bahwa kegiatan ini melibatkan 41 peserta yang terdiri dari akademisi, mahasiswa, dan perwakilan pemerintah. Ia menegaskan pentingnya tindak lanjut nyata dalam pengelolaan limbah air yang berkelanjutan. “Harapan kami, melalui simposium ini lahir dialog, sinergi, dan langkah konkret untuk mengatasi persoalan air,” jelasnya.
0Komentar