![]() |
| Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa menghadiri pengukuhan dua Guru Besar Anyar ISI Bali di Gedung Citta Kelangen ISI Bali, Selasa (2/12/2025). Foto: Ist / InfoDewataNews (IDN) |
INFODEWATANEWS.COM, Denpasar - Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa berkesempatan menghadiri pengukuhan Profesor/Guru Besar di lingkungan Insitut Seni Indonesia (ISI) Bali.
Pengukuhan dua orang Guru Besar Anyar di ISI Bali ini, yakni Guru Besar Anyar Bidang Pengkajian Seni, Prof. Dr. I Gede Yudarta, S.SKar., M.Si dan Guru Besar Anyar Bidang Pengkajian Seni dan Budaya, Prof. Dr. Ni Made Arshiniwati, SST., M.Si.
Pengukuhan digelar dalam suasana khidmat di Gedung Citta Kelangen ISI Bali pada Selasa (2/12) pagi, dalam sidang yang dipimpin Ketua Senat ISI Bali, Prof. Dr. Drs. I Ketut Muka Pendet., M.Si.
Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa mengungkapkan apresiasi atas kontribusi Prof. Dr. I Gede Yudarta, S.SKar., M.Si dan Prof. Dr. Ni Made Arshiniwati, SST., M.Si. dalam melestarikan dan mengembangkan seni budaya Bali.
"Atas nama pribadi dan Jajaran Pemerintah Kota Denpasar, saya mengucapkan selamat atas pengukuhan guru besar anyar ISI Bali dan juga atas pencapaian, kontribusi dan juga karya-karya beliau - beliau ini yang luar biasa," ungkapnya.
Selebihnya, Wawali Arya Wibawa juga mengatakan, kedua akademisi ini yakni, Prof. Dr. I Gede Yudarta, S.SKar., M.Si dan Prof. Dr. Ni Made Arshiniwati, SST., M.Si. merupakan tokoh - tokoh yang telah memberikan kontribusi besar dalam pengembangan seni khususnya seni di Bali.
Gelar akademik tertinggi ini bukan sekedar capain personal, melainkan sebuah tanggung jawab intelektual dan dedikasi moral untuk terus berkarya, membimbing generasi muda, serta memberi kontribusi bagi kemajuan masyarakat.
Dua sosok penuh dedikasi yang telah mendharma bakti keahlian melalui cipta kaji seni secara konsisten dan berkelanjutan. Jabatan guru besar yang di sandang kini, tentu merupakan buah dedikasi yang panjang tersebut.
Sebagaimana tema yang diusung yakni "Karma Citta Waskita" mengandung makna yang sangat dalam. Nilai kejernihan dan kecerdasan budi sebagai dasar kreativitas serta pandangan visioner yang mampu melihat jauh ke depan dalam membaca perubahan zaman.
Prinsip - prinsip ini tentunya sangat relevan dengan tantangan dunia seni dan pendidikan hari ini, terutama di era digital dan global yang berubah begitu cepat. ISI Bali sebagai pusat ungulan seni budaya Bali, telah berperan penting dalam menjaga identitas kultural sekaligus mendorong inovasi kreatif.
"Kami di Pemkot Denpasar sangat bangga dan terus berkomitmen untuk bersinergi dengan seluruh lembaga pendidikan, khususnya ISI Bali dalam mewujudkan Denpasar sebagai kota budaya, kreatif, dan berdaya saing global.
Para guru besar yang baru dikukuhkan hari ini kami harapkan dapat menjadi obor pengetahuan yang menerangi perjalanan akademik mahasiswa, serta menjadi nakhoda pemikiran yang memandu perkembangan seni, budaya, dan ilmu pengetahuan Bali," terang Arya Wibawa dalam sambutannya.
Sementara itu, Rektor Insitut Seni Indonesia (ISI) Bali, Prof. Dr. I Wayan Adnyana, S.Sn., M.Sn. dalam sambutannya mengatakan Inagurasi dan Sapa Publik Guru Besar bertajuk "Karma Citta Waskita"
Bahwa Transformasi ISI Denpasar menjadi ISI Bali melalui Pangurip pada Jumat 28 Februari 2025 lalu melimpahkan begitu banyak berkah.
"ISI Bali telah meraih akreditasi unggul menjadi jaminan mutu dan daya saing ISI Bali dalam kontestasi akademia senin dan desain tingkat global. Daya saing ini tercermin dari perhelatan dan kerjasama tingkat global yang telah dilaksanakan ISI Bali. Kedua Guru Besar anyar yang dikukuhkan ini selama lebih dari 30 tahun telah melaksanakan pengabdian serta pengalaman dan menggeluti penelitian yang mendalam," katanya.
Lebih jauh Prof. Wayan Adnyana mengungkapkan, Karma Citta Waskita dimaksudkan sebagai mimbar pengakuan dan penghormatan atas kinerja intelektual dan dedikasi keilmuan yang panjang hingga mewujud cita - cita tertinggi dosen yakni gelar Profesor.
Selain pengukuhan Guru Besar, dalam kesempatan ini juga diadakan Orasi Ilmiah oleh dua orang guru besar anyar ini yakni Prof. Dr. I Gede Yudarta, S.SKar., M.Si menampilkan orasi " Modal Budaya dan Kooptasi Akademik dalam Kontestasi Musik Nyongkolan di Lombok : Perspektif Pengkajian Seni" dan Prof. Dr. Ni Made Arshiniwati, SST., M.Si. menampilkan orasi " Tari Kirana Rasmi : Ekspresi Budaya dalam Seni", ujar Prof. Dr. I Wayan Adnyana, S.Sn., M.Sn. (RLS /IDN).

0Komentar