![]() |
Acara Pembukaan Pesta Kesenian Bali (Foto/Bli Gede Bagoes) |
INFODEWATANEWS.COM, DENPASAR – Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII tahun 2025 terus menampilkan kekayaan seni dan tradisi masyarakat Bali secara menyeluruh. Selasa, 8 Juli 2025 menjadi hari yang penuh warna, menampilkan rangkaian kegiatan yang mencakup diskusi intelektual, pentas seni tradisi, hingga parade megah malam hari.
Agenda PKB hari ini menggambarkan semangat pelestarian budaya dan regenerasi seniman muda Bali. Mulai dari pembahasan kearifan lokal Subak sebagai warisan budaya dunia, hingga gelaran seni pertunjukan yang menggugah emosi dan kecintaan terhadap seni leluhur.
🌾 Pagi Hari: Temuwirasa Subak, Kearifan Lokal Bali yang Mendunia
Kegiatan dimulai pada pukul 10.00 WITA di Ruang Rapat Padma, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali dengan Jantra Tradisi Bali: Temuwirasa (Sarasehan) yang mengangkat tema "Kearifan Lokal Subak".
Sarasehan ini dihadiri oleh tokoh budaya, akademisi, penyuluh pertanian, dan pengurus Subak dari berbagai daerah di Bali. Diskusi mendalam membedah bagaimana sistem pengairan tradisional Subak mampu bertahan di tengah perubahan zaman, sekaligus menjadi simbol filosofi Tri Hita Karana—harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan.
Dalam forum ini juga dibahas tantangan Subak di era modern, seperti alih fungsi lahan, minimnya regenerasi petani, dan kebutuhan inovasi teknologi tanpa menghilangkan esensi budaya.
🎼 Siang Hari: Gegap Gempita Angklung Kebyar Mabarung di Kalangan Ratna Kanda
Memasuki pukul 14.00 WITA, suasana berubah menjadi lebih meriah di Kalangan Ratna Kanda dengan Rekasadana (Pergelaran) Angklung Kebyar Mabarung.
Dua sekaa tampil sebagai duta kebanggaan Kota Denpasar:
Sekaa Angklung Brahmara Sini dari Banjar Bun, Kelurahan Dangin Puri, Kecamatan Denpasar Timur
Sekaa Angklung Jaya Suara dari Banjar Peken, Kelurahan Renon, Kecamatan Denpasar Selatan
Pertarungan musikal dua kelompok angklung ini menunjukkan betapa dinamisnya musik tradisional Bali. Mereka menampilkan komposisi tabuh kebyar yang rumit, teknik permainan yang presisi, dan kekompakan tim yang luar biasa.
Antusiasme penonton semakin terasa saat sorak dan tepuk tangan mengiringi setiap bagian tabuh yang dibawakan. Angklung kebyar terbukti tetap menjadi favorit dalam ranah seni pertunjukan Bali modern.
🛕 Sore Hari: Pemuliaan Maestro Bapa Begeg di Gedung Ksirarnawa
Pada pukul 17.00 WITA, PKB memberikan penghargaan khusus melalui Pemuliaan Karya Maestro kepada Bapa Begeg, sosok maestro yang telah berjasa besar dalam pelestarian seni tabuh dan gambelan klasik Bali.
Pergelaran ini dipersembahkan oleh Sekaa Gong Taruna Mekar Tunjuk, dari Banjar Tunjuk Kaja, Desa Tunjuk, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan.
Acara ini tidak hanya menjadi bentuk penghormatan, tetapi juga edukasi seni lintas generasi. Pentas ini membawa penonton menyelami kembali gaya tabuh tempo dulu yang kaya nuansa spiritual dan filosofis.
🌙 Malam Hari: Parade Gong Kebyar Wanita & Arja Klasik Ramaikan Dua Panggung Besar
Puncak perhelatan malam digelar secara bersamaan di dua panggung besar PKB:
🎶 Panggung Terbuka Ardha Candra – 20.00 WITA
Utsawa (Parade) Gong Kebyar Wanita menyajikan dua penampilan megah:
Sekeha Gong Istri Dharma Laksana, Lingkungan Tinyeb, Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara, mewakili Kabupaten Jembrana
Sanggar Nirtya Mandala, Banjar Sukajiwa, Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku, duta dari Kabupaten Bangli
Kedua sekaa perempuan ini menunjukkan bahwa seni tabuh bukan hanya milik pria. Kekuatan dinamika, teknik tabuh yang solid, dan ekspresi musikal membuat suasana malam terasa megah.
🎠Kalangan Ayodya – 20.00 WITA
Secara bersamaan, Sanggar Suling Semeton Nika Manu dari Desa Mas, Kecamatan Ubud, tampil membawakan Arja Klasik, mewakili Kabupaten Gianyar.
Pertunjukan ini membawa nuansa sastra klasik Bali ke dalam panggung, menampilkan kisah penuh lakon, musik gamelan pengiring, dan dialog bernada tembang. Arja bukan sekadar teater, tetapi seni tutur hidup yang tetap bertahan di tengah arus hiburan modern.
Hari ke sekian pelaksanaan PKB XLVII membuktikan bahwa Bali tidak kekurangan generasi penerus seni. Dari diskusi budaya, pertunjukan musik, hingga teater klasik, semuanya menggambarkan bahwa warisan budaya Bali tetap hidup dan berkembang di tangan anak-anak muda yang cinta tradisi.
Masyarakat, wisatawan, dan pecinta seni dari berbagai daerah diajak untuk menyaksikan langsung kemegahan PKB 2025 dan ikut serta dalam pelestarian budaya Bali yang tak lekang oleh waktu. (*)
0Komentar