TpOoBSG9TfCoGSd9TpY5GfC8Ti==
Light Dark

Rangkaian Kegiatan PKB 2025 Sabtu Ini: Dari Tradisi Megala-Gala hingga Tari Kolosal

👤 Ngurah Ambara | InfoDewataNews    ðŸ•’ Sabtu, Juli 05, 2025
Gambar Utama


Penari Wanita dalam Pawai Pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025 menampilkan busana tradisional khas Bali yang anggun dan penuh makna simbolik. (Foto: Ambara / InfoDewataNews)


INFODEWATANEWS.COM, DENPASAR - 5 Juli 2025 – Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII kembali menghadirkan kemegahan dan semangat pelestarian budaya yang memukau ribuan pengunjung. Sejak pagi hari, kawasan Taman Budaya Bali, Denpasar, telah dipadati oleh masyarakat, seniman, pelajar, hingga wisatawan mancanegara yang antusias menyaksikan berbagai agenda seni dan tradisi yang digelar sepanjang hari.

Pagi hari dimulai dengan Jantra Tradisi Bali: Murtirupa yang menampilkan demonstrasi Megandu oleh Sanggar Buratwangi dari Banjar Ole, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Kegiatan ini menjadi pembuka suasana hangat dan sarat makna, menghadirkan kekayaan tradisi agraris masyarakat Bali dalam bentuk simbolik. “Megandu” sendiri merupakan bentuk aktivitas tradisional yang merefleksikan keharmonisan manusia dengan alam serta gotong royong sebagai nilai utama kehidupan masyarakat Bali.

Tak berselang lama, pukul 08.00 WITA, suasana menjadi riuh dengan tawa dan semangat peserta lomba olahraga tradisional “Hadang” atau Megala-gala, yang digelar di area lapangan utama. Perlombaan ini bukan sekadar hiburan, melainkan ajang pelestarian permainan rakyat yang mulai jarang dijumpai di era modern. Penonton, terutama anak-anak sekolah, tampak antusias menyaksikan dan belajar tentang permainan tradisional yang sarat nilai kebersamaan ini.

Menjelang siang, pukul 11.00 di Kalangan Angsoka, tampil pertunjukan Ngerebeg Bikul oleh Komunitas Seni Sari Sentana dari Banjar Apuan, Baturiti, Tabanan. Pergelaran ini menjadi salah satu penampilan yang paling menarik perhatian. Melalui tabuh dan tari kolaboratif, kisah simbolik tentang tikus (bikul) diangkat sebagai metafora perjuangan dan keharmonisan dalam kehidupan masyarakat. Dengan balutan kostum unik serta iringan gamelan yang enerjik, para seniman muda Tabanan sukses menghadirkan pesan mendalam tentang keberanian menghadapi tantangan zaman tanpa kehilangan akar tradisi.

Memasuki sore hari, nuansa budaya internasional terasa kuat dalam Bali World Culture Celebration (BWCC) yang digelar pukul 14.00 di Kalangan Ratna Kanda. Kali ini, panggung diisi oleh kelompok Rangsagar Performing Arts dari India yang menampilkan folklore dan pertunjukan musik playback bernuansa etnik. Kolaborasi lintas budaya ini menunjukkan bahwa Bali tak hanya menjadi pusat pelestarian tradisi lokal, tetapi juga jembatan yang menghubungkan dunia melalui seni.

Pukul 17.00 WITA, kegiatan berlanjut di dua titik berbeda. Di depan Gedung Kriya, digelar Lomba Masatua Bali, ajang bagi para pendongeng untuk menuturkan kisah rakyat penuh nilai moral dan filosofi kehidupan. Lomba ini menjadi salah satu kegiatan paling ditunggu, karena menghadirkan suasana nostalgia sekaligus mendukung regenerasi seniman tutur tradisi. Di sisi lain, di Kalangan Madya Mandala, tampil Joged Bumbung Klasik Makembaran (Mepadu) oleh Yayasan Seni Joged Bumbung Klasik Jembrana, yang mempertemukan dua sekaa dari Melaya dan Mendoyo. Kolaborasi ini menggambarkan keindahan gerak dan interaksi sosial khas Bali dalam suasana gembira dan penuh keakraban.

Memasuki malam hari pukul 20.00, gemerlap PKB mencapai puncaknya. Di Kalangan Ayodya, tampil Tari Barong Landung oleh Sanggar Seni Paras Paros dari Kedonganan, Badung. Pertunjukan ini menampilkan perpaduan dramatik antara humor, simbolisme, dan ritual. Barong Landung, sebagai representasi maskulin dan feminin, mencerminkan keseimbangan kosmos dalam kepercayaan masyarakat Bali.

Di Gedung Ksirarnawa, tim GLATIK EMAS dari Jakarta Timur mempersembahkan tari-tari tradisional khas Surakarta, Betawi, dan Jawa Barat. Penampilan ini menjadi simbol persahabatan budaya antardaerah, memperkaya suasana PKB yang inklusif dan penuh warna.

Tak kalah menarik, di panggung megah Ardha Candra, SMK Negeri 1 Kasihan dari Yogyakarta menampilkan tari kolosal dengan tata cahaya dan koreografi megah. Karya ini menampilkan perpaduan antara gaya klasik Jawa dan sentuhan kontemporer, menggambarkan dinamika seni yang terus berevolusi di tengah masyarakat modern.

Rangkaian kegiatan hari ini menegaskan bahwa Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII bukan sekadar ajang hiburan tahunan, melainkan ruang pertemuan budaya, tempat nilai tradisi bertemu dengan inovasi. Melalui keterlibatan seniman lokal, nasional, hingga internasional, PKB memperlihatkan wajah Bali yang terbuka, harmonis, dan terus bergerak menjaga api kebudayaan agar tetap menyala terang.

🖋 Penulis: Ngurah Ambara
📋 Editor: Redaksi InfoDewataNews

0Komentar

Copyright© - INFODEWATANEWS.COM . Develop by Komunitas Ngranjing.
Tentang Kami | Perjalanan Kami | Makna Logo | Privasi | Syarat dan Ketentuan | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Redaksi | Kontak Kami