![]() |
Gambar by Info Dewata News |
INFODEWATANEWS.COM, Bali – Umat Hindu di Bali kembali memperingati Tumpek Kandang, yang juga dikenal sebagai Tumpek Uye, pada Sabtu (12/7). Hari suci ini menjadi momen penting untuk menunjukkan rasa syukur, kasih sayang, dan penghormatan kepada hewan, baik ternak, peliharaan, maupun hewan liar.
Tumpek Kandang, yang diperingati setiap 210 hari sekali atau pada Saniscara Kliwon Wuku Uye dalam penanggalan Bali, bukan sekadar hari suci biasa. Bagi masyarakat Hindu di Bali, Tumpek Kandang memiliki makna mendalam sebagai wujud penghormatan dan cinta kasih terhadap binatang atau hewan peliharaan.
Secara filosofis, Tumpek Kandang merupakan implementasi dari ajaran Tri Hita Karana, khususnya pada aspek pawongan (hubungan harmonis antara manusia dan makhluk hidup lainnya, termasuk binatang). Pada hari ini, umat Hindu Bali melakukan upacara persembahan (banten) kepada hewan seperti sapi, ayam, babi, anjing, dan berbagai hewan ternak atau peliharaan lainnya.
Tumpek Ini adalah bentuk nyata dari rasa terima kasih dan kasih sayang kita kepada hewan yang selama ini membantu kehidupan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sapi, misalnya, dianggap sebagai simbol kesucian dan kekuatan dalam banyak ritual keagamaan. Sementara hewan peliharaan seperti anjing, ayam, hingga burung, juga diberikan perlakuan khusus pada hari Tumpek Kandang dengan dimandikan, dihias, dan diberi sesaji.
Tidak hanya soal ritual, Tumpek Kandang juga menjadi momentum untuk merefleksikan perilaku manusia terhadap hewan. Kita diajarkan untuk tidak semena-mena terhadap binatang. Mereka adalah ciptaan Tuhan yang patut dihormati.
Dalam praktiknya, banten Tumpek Kandang biasanya berisi canang, nasi, dan sesaji khusus yang ditempatkan di kandang atau tempat hewan-hewan berada. Beberapa keluarga bahkan menyajikan jamuan khusus atau mengenakan hiasan pada hewan mereka.
Dengan semangat Tumpek Kandang, umat Hindu Bali diajak menjaga keseimbangan alam dan memperkuat rasa welas asih terhadap seluruh ciptaan Tuhan. Sebuah pengingat bahwa harmoni kehidupan tidak hanya antar manusia, tetapi juga dengan makhluk lainnya. (*).
0Komentar